Semua orang pasti punya mimpi, oke tentang mimpi? Not everybody can get it easily, and some peoples need to buried their dream. Termasuk saya.
Dari balik layar kaca saya selalu tertegun dengan semua yang muncul di monitor LCD TV tersebut. Entah itu konser, reality show, ajang cari bakat, talkshow, comedy show bahkan acara berita pernah membuat saya memilih untuk jadi news anchor.
Yeah, being one of those people who made an amazing show is my biggest dream since I know that there are so many people behind the show. But unfortunately, now I need to buried my biggest dream because of one problem made by someone. Well I can't tell you what problem is but what I know is I will never be the one of those people.
Saya udah desperate duluan sebetulnya ketika saya harus memilih Ilmu Komunikasi atau Teknik Arsitektur, saya udah optimis akan ambil Ilmu Komunikasi ketika tahu saya lolos seleksi tahap pertama di salah satu Universitas dengan jurusan Ilmu Komunikasi terbaik di Bandung, tapi saya tahu kalau saya lolos tahap pertama dalam kondisi saya udah daftar untuk ikut Ujian Saringan Masuk di Teknik Arsitektur.
Saya pun berdoa agar saya diberi pilihan terbaik, saya ikut Ujian Saringan Masuk dan Seleksi Masuk Tahap 2.
And Allah give me a direction, ternyata saya di terima di Teknik Arsitektur dengan predikat peserta berprestasi di Ujian Saringan Masuk salah satu Institut terkenal di Bandung sehingga saya dapat, um mungkin bisa dibilang beasiswa juga, tapi dalam ucapan "potongan harga" yang lumayan meringankan biaya. Dan dari Ilmu Komunikasi? Gak ada kabar, oh berarti saya gak lolos.
In a rush, kedua orang tua saya langsung mendaftarkan saya di Institut tersebut, mereka cukup bangga dengan predikat peserta berprestasi yang saya raih, maka untuk pertama kalinya saya dapat membanggakan orang tua saya walau gak bangga bangga banget mungkin habis saya emang pada dasarnya gak terlalu pinter juga.
Dan saya resmi menjadi mahasiswa baru di Institut tersebut (bahkan saya udah punya Kartu Mahasiswa dan Jadwal Kuliah segala, saya juga udah pesan Jas Almamater yang bakalan dipakai di Penyambutan Mahasiswa Baru).
Ada beberapa alasan tersendiri mengapa saya memilih untuk kuliah di Teknik Arsitektur dibandingkan Ilmu Komunikasi yang dimana itu sudah menjadi mimpi saya sejak kecil. Karena alasan tersebut bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk orang orang yang ada di sekitar saya dan untuk masa depan saya sebagai seorang perempuan yang nantinya bakalan menjadi seorang ibu dalam sebuah keluarga. Life is a choice.
Tapi bukan berarti saya menyerah begitu saja, mimpi saya untuk bekerja di dalam tim kreatif akan selalu saya kejar, mimpi saya untuk duduk di salah satu kursi jajaran orang orang sineas yang berpengaruh dalam dunia film gak akan pernah saya kubur dalam dalam. Selalu ada jalan menuju roma. Dan saya percaya, jalan yang sudah di tentukan oleh Allah pasti jalan yang benar dan rencana yang sudah di buat-Nya pasti jauh lebih indah dari rencana kita.
Yak! Semoga predikat peserta berprestasi yang saya raih akan menjadi awal track saya untuk menjadi orang berprestasi di masa depan saya sendiri.
Regards,
Rauda, Mahasiswi Jurusan Teknik Arsitektur.
1 comment:
ospek heh ospek
Post a Comment