Masih hari yang sama seperti kemarin, tapi bedanya sekarang gue mau cerita tentang night life di gili trawangan. Gue cukup beruntung karena memilih bar yang tepat, bukan memilih sih, tapi lebih tepatnya adalah dipilih. Kenapa? Jadi gue cerita dulu ya, di gili itu ada jadwal 'party' setiap malamnya, sebelumnya gue pernah baca ini di salah satu blog orang sih...itu kenapa gue tahu. Hehe. Berikut adalah jadwal 'party' di Gili Trawangan dikutip dari blog pribadinya The Drinking Traveller
The Nightly Parties & Where to Catch ThemSome of the major bars on Gili T have a kind of oligopoly over the island’s late-night nightlife, with “the party” doing the rounds every week. Don’t miss out on the action. Unless you’re there for Ramadan, when things are a bit different, this’ll be your bible for the season:
- Monday night – Blue Marlin
- Tuesday night – Trawangan (Beach) Cottages
- Wednesday night – Tir Na Nog (“the Irish”)
- Thursday night – Sama Sama + Pool party at Gili Hostel + Quiz night at Trawangan Dive (Bar)
- Friday night – Surf Bar + Rudy’s
- Saturday night – Sama Sama
- Sunday night – Evolution + Ladies’ night at the Irish
Kebetulan, malam itu gue ada di gili di Friday night *langsung dengerin Katy Perry - TGIF* sehingga malam itu, mengikuti keramaian kita memutuskan untuk pergi ke Rudy's Bar yang gak jauh dari night market.
Oh iya, sebelum pergi ke 'party', gue makan malam di Night Market, apa sih itu? Jadi night market itu kaya pasar malam lagi yang diadakan setiap malam yang lokasinya ada lapangan serbaguna di jalan ke arah Sunset Point, ikutin aja arah keramaian, kebetulan malam itu bagian sana lagi rame, jadi gue tinggal jalan kaki kesana mengikuti orang orang. Gue keluar dari homestay pada pukul 8 malam karena menunggu hujan reda and guess what, jalan di depan homestay gue banjir se mata kaki! Tapi kita tetap pergi karena gak mau kehilangan pengalaman malam hari di Gili Trawangan yang katanya emang Ibiza nya Indonesia.
Hujan masih sedikit mengguyur ketika kita sampai di Night Market, tapi hujan itu gak membuat Night Market menjadi sepi. Datanglah kita di Night Market, first impression sih, makanan nya nampak murah murah..tapi ketika kita beli...thanks! Harganya cukup mahal dikatong, sedih. Gue makan di salah satu penjual disitu, gue menikmati Ayam Bakar Madu pakai nasi dan minum es teh tawar dengan harga 35k. Hiks, rugi gak sih, sementara dikampus gue nasi ayam serudeng pake sambel dan gratis air putih aja harganya 13k. Tapi gak apa apa sekali kali..hehe. Sayang banget gak ada fotonya, paling ada foto gue.
Gak penting banget ya.
Setelah makan, sekedar jalan jalan (berharap ketemu bule ganteng yang snorkeling bareng sama gue walau ternyata gak ada) akhirnya pada pukul 10.30 malam, gue dan teman teman langsung pergi ke Rudy's Bar, tempatnya cukup enak, serius. Meja meja kayu di pinggir pantai, gazebo gazebo yang ngelilingin dance floor yang lantainya langsung pasir pantai. Sayang gue gak punya foto bagus ketika disini, yaa...I'll tell you why.
Yang lampu lampu biru itu adalah lampu di dance floor beralaskan pasir pantai. Di sekelilingnya ada set up gazebo dalam ruangan yang kebetulan udah penuh. Tempat gue duduk adalah meja dan kursi kayu yang menghadap langsung ke pantai, kebetulan juga ketika gue lagi duduk disana gue melihat beberapa orang lagi skinny dip. Rezeki.
Gue gak hafal lagu lagu apa aja yang dj itu mainkan, tapi yang gue tahu pasti bukan lagu lagu EDM macem di tempat tempat sejenis yang ada di kota Bandung. Setelah itu si home band kembali naik ke atas panggung, dan mereka membawakan lagu Kids nya MGMT, dan kami semakin happy.
Disitu juga kita ketemu sama beberapa orang, orang pertama adalah laki laki yang kita sebut 'Barbados' yang ternyata berasal dari India. Ada sedikit cerita lucu tentang kita dan si barbados yang gak bisa diceritakan disini, pokoknya terlalu konyol. Dan entah kenapa si barbados itu blending bgt sama lokal lokal yang udah mulai mabok karena mushroom. Gue udah pernah cerita kan kalo disini mushroom dijual kayak warung jual permen? Jangan aneh kalau ketemu orang orang aneh yang mulai mabok bawa gelas berisi air dengan rumput rumput ngapung.
Gue dan beberapa temen temen gue juga sempet diganggu si lokal lokal ini, reminder, ketika kita pergi ke party di sini, mereka pasti ada dan selalu ngedeketin cewek cewek pribumi, gak aneh kalau akan agak risih karena emang mereka sedikit menakutkan, triknya adalah, langsung ngedeketin bule yang ada di deket lo, dan niscaya si lokal itu akan sedikit menjauh. Walau ada juga beberapa yang malah sksd sama si bule, kalau udah risih banget, pergi dulu ke meja lo, dan kembali lagi ketika si lokal udah punya temen bule lain.
Next, orang yang gue dan teman teman temui adalah seorang bapak bapak bule umur 40 an yang udah lama tinggal di Malang, guess what apa yang dia pakai malam itu....jersey arema! Si bapak ini juga merupakan salah satu pelindung kita dari lokal lokal gak jelas.
Dan terakhir, ehek. Seromantis romantisnya pertemuan emang gak ada romantisnya kalau ketemu di bar. Ini pelindung utama gue, gue malah sampai bilang ke dia kalau gue takut sama lokal lokal gak jelas yang coba ganggu. MAN, I met an Sudan guy who lived in Malaysia for three years. Mungkin ini salah satu faktor kenapa malam itu gue gak mengambil banyak foto...ehek terlalu fokus sama laki laki satu ini. Perawakannya kayak Redfoo nya LMFAO, tapi lebih kurus (dan lebih ganteng), tingginya jauh melebihi gue, pokoknya gue se pundak dia yang bikin dia mesti membungkuk kalau bicara sama gue. Yang gue ingat pertemuan kita itu ketika kita sama sama senang pas home band mulai nyanyiin lagu nya Arctic Monkeys - When Sun Goes Down. Nama dan umur disamarkan pokoknya umurnya gak beda jauh sama gue, termasuk apa yang gue bicarakan dengan dia juga dirahasiakan. Ternyata dia cowok yang gue temui waktu gue lagi jalan jalan ke Sunset Point, dan pikiran pertama ketika gue ngeliat cowok itu sore tadi gue blg "pengen punya temen yang rambutnya kayak dia" and my wish granted.
Enggak, gak ada lanjutan apa apa dari hubungan ini, jadi kenangan aja. Kita juga gak tukar kontak sama sekali. He he. Gue sedikit menyesal sih, karena temen gue si Carissa bilang padahal orang Sudan pinter matematika and the rest is..you know what it is. Tapi tetep happy kok karena ketemu orang baru.
Bentar...kok gue jadi cerita gak jelas. Padahal kan tujuannya review? Hehe! Singkat cerita gue pulang ke homestay pada pukul 1.
Okay okay, intinya sih gue suka disini. Gak harus tampil glamour head to toe kaya kita pergi ke diskotik di kota kota besar, kebanyakan orang orang datang kesini cuma pakai kaos, kemeja pantai, celana pendek, atau baju pantai aja, bahkan gak usah pakai sepatu juga gak apa apa toh selama kita di dance floor mayoritas orang orang bule maupun pribumi joged joged sambil nyeker, gak usah dandan dandan pakai dress atau gimana, berpakaian senyaman mungkin aja, kalo kata temen gue orang orang di Gili itu biasanya adalah traveller traveller yang hippies dan itu memang terbukti. Dan disana gue merasa kalau semua orang rasanya gather around aja gitu, suasananya juga lebih hangat dan pantai banget, ditambah lagi orang orangnya gak begitu wild dan aneh seperti di Bali (nanti akan gue ceritakan pengalaman gue pergi ke sebuah night club di Bali dan apa yang gue lihat disana). Bagi orang kaya gue sih, party kaya gini cocok banget. When simplicity makes you happier than others.
Day 5: Goodbye Lombok.
Setelah tidur, gue bangun pada pukul 7 pagi, dan kebetulan temen temen gue belum pada bangun, gue sedikit menyesal karena gak ambil banyak foto selama ada disini, pagi itu gue pergi dan ngunci temen temen gue didalam kamar, kunci dari luar lho, serius. Dan gue jalan jalan dengan sepeda di pagi hari Gili yang sepi banget...ketika gue tanya tanya sama orang sekitar, emang ternyata party semalam baru selesai pukul 4, gak heran kalau pukul 7 masih sepi.
Gue juga datang ke Rudy's pagi itu, and its really a big mess, ingin bantu mas mas yang bersih bersihnya. Tapi apa daya gue lagi liburan jadi gue memilih untuk tidak bantu. Hehe.
Bekas keganasan tadi malam
Becek karena hujan semalam.
Beli kopi di salah satu warung, terus harus buka sepatu. Kyuuuut!
Siang ini gue dan teman teman meninggalkan Gili karena mengejar pesawat untuk ke Bali pada pukul 5 sore. Hiks. Setelah beres beres dan check out dari homestay gue dan teman teman makan siang di salah satu Dive Club bernama Diversia. Harganya...ya..standar cafe. Tapi mereka punya Banana Smoothies yang enak tenan seharga 35k. Fyi, yang punya nya bule ganteng banget. Iya iya, lebay mesti di bold, habis gimana lagi, di Gili emang bertebaran bule bule ganteng mulai dari asia sampai amerika.
Sedotan nya kertas, dan pemandangannya adalah bule bule yang lagi belajar diving.
Naiklah kita ke public boat pada pukul 1 siang dan ninggalin Gili Trawangan, hiks. Berat banget, gue sempet pengen ganti jadwal pesawat dan tinggal di Gili lebih lama, tapi apa daya semua penginapan dan transportasi di Bali udah di book sedemikian rupa.
Ketika kita sampai di pelabuhan Bangsal, sudah ada penjemput dari Surya Rent Car bernama Bli Tobi! Dengan menaiki avanza dan membayar 300k untuk ber 8 (ini udah termasuk supir, bensin, dan penjemputan di Pelabuhan Bangsal dan diantar langsung ke Bandara Praya), kita meninggalkan Senggigi dan bertolak ke Mataram untuk belanja oleh oleh. Bli Tobi adalah driver yang recommended bgt, dia baik banget kasih tau kita tempat oleh oleh di Mataram, dan gak ngeburu buru kita untuk cepet cepet ke Bandara, dia malah nawarin mau jalan jalan dulu atau enggak karena flight kita masih lama dan kemungkinan delay sangat besar. Dia juga gak banyak omong, tapi pas diajak ngobrol selalu ngewaro. Pokoknya kalau gue ke Lombok lagi gue harus di supiri sama Bli Tobi lagi.
Kita kepagian sampai di Bandara, waktu menunjukkan pukul setengah 4 sore ketika kita flight pukul 5.20 sore. Jadi Bli Tobi rekomendasiin kita makan nasi puyung di dekat Bandara. Makanlah kami bersama bli tobi, harganya sama seperti Nasi Puyung di perjalanan gue ke Pantai Tebing, cuma 10k per porsi namun dijamin kenyang.
Rupa dari nasi puyung dekat Bandara
Bli Tobi, jomblo. Tapi selama di perjalanan di telfon terus, gak tahu sama siapa. Tapi kayaknya cewek sih.
Setelah itu kita ucap salam perpisahan ke Bli Tobi, sedih dong, tidak lupa berterimakasih sama Bli Tobi karena udah sangat merepotkan dan akhirnya kita meninggalkan Lombok untuk melanjutkan liburan ke Bali!
Continue to Backpack Stories - Lombok & Bali #6 : Legian, Padang Padang Beach, Seminyak
1 comment:
Halo mba,
Btw salam kenal dari kami Aberta Rental Bandung :)
Sudah pernah main ke Bandung?
Jika ada rencana dan butuh sewa mobil bisa hubungi kami.
Ada free dipinjemin kamera 360 gratis buat travel blogger :)
Aberta Rental
Phone : 087722040204 / 082219181515
Address : Komp. Taman Bumi Prima Blok P2 Bandung – 40513
Post a Comment