I should be write the 6th part of my travel review post but I had something I really want to write after look into Hadi's snapchat updates. For information, Hadi is one of my friend that I met in the place that I'm gonna describe in this post.
La Picolla Italia. Letaknya ada di Jalan Ambon, enggak jauh dari pusat kota, pusat keramaian Kota Bandung, dan enggak begitu jauh juga dari kampusku di bilangan Cikutra. Pertama kali gue datang kesana adalah ketika La Picolla Italia baru pindah dari kedai lama nya di bilangan Telkom University yang terletak di Dayeuh Kolot. Keadaan cukup ramai waktu itu, gue pergi kesana dengan Gema, dalam rangka untuk mendukung Phile yang merupakan salah satu pemilik kedai kecil di Jalan Ambon ini.
Tidak disangka gue ketemu juga dengan banyak orang yang sebelumnya pernah gue temui sebelumnya di kedai kedai kopi lain seperti Yudhis, Rizal, Romo, Tebe dan Gembul yang ternyata mereka kini jadi deretan barista di kedai ini (termasuk Phile).
Minuman pertama yang gue pesan disini adalah Moccachino dengan jargon yang Phile katakan yaitu The Best Moccachino in Town. Gue enggak tahu siapa yang bikin waktu itu, but rasanya sangat enak enak enak! Walau harus sedikit menunggu lama gara gara hari opening itu kedai sangat penuh. Karena dekat dari kampus dan juga tempatnya cukup enak, setelah itu gue jadi sering kesini apalagi kalau ada Gema, gue pasti kesini.
Karena terlalu sering kesini gue juga jadi ketemu beberapa orang baru (lagi) salah satunya adalah dua anak SMA (dulu masih SMA, sekarang mereka alhamdulillah udah lulus) bernama Ressel dan Hadi. Yang gak tahu kenapa setiap gue datang ke kedai mereka pasti aja ada. Pokoknya gue sering banget datang kesini, ada kali 3-4 kali seminggu. Dari hari Senin-Jumat, hari favorit gue adalah Rabu pagi, kadang gue bolos kuliah dan pergi kesini di hari Rabu, terlebih lagi yang shift nya adalah Phile. Jadilah gue kuncen berdua dengan Phile, cuman duduk duduk ngobrol di spot favorit: SOFA (yang kini sudah tiada). Gue inget juga di hari Rabu pagi adalah pertama kali gue kenalan sama Dwiki yang bakal jadi barista juga di kedai.
Rabu pagi kosong dan sepi. Tapi adem. Duduknya di sofa sebagai spot terbaik dan selalu di perebutkan sambil nonton atau ngapain aja.
Jajaran barista dan owner, dari kiri ke kanan Gembul-Rizal-Yudhis-Tebe-Dwiki-Phile-Romo.
Setelah itu gue masih sering juga datang, tapi karena satu dan lain hal, sehabis ulang tahun ini gue jadi agak jarang, intensitasnya berkurang jadi 2-3 kali seminggu lah ya. Tapi tetep gak pernah absen setiap minggunya. Gue juga ketemu makin banyak orang, Vera, Fajar, dan yang lain lain yang pernah gue sebut di post gue yang tentang kopi kopian juga. Ini kedai udah layaknya rumah, keluar masuk bar juga bebas banget, mau ambil minum ya ambil aja, kadang gue datang ke kedai cuma numpang duduk juga, gak beli apa apa. Atau numpang makan, atau ngerjain tugas. Atau main kucingnya Ressel. Atau cuma ya melakukan hal hal bodoh dan nyanyi nyanyi lagu sunda. Pokoknya emang sumber hiburan gue pada masa itu adalah tempat ini.
Didalam bar, sambil cupping deh ini kalau gak salah.
Isal dan Ko Andre. With love.
Sayangnya kami gak bertahan lama ada disana, setelah furniture dirubah jadi bukan kursi pendek meja pendek dan sofa nya menghilang (sedih), gue, Ressel, Fajar, dan Vera pindah ke Bee's Knees mengikuti Gema yang kerja di sana, dan emang teman teman gue yang dulunya nongkrong di Lapi juga udah mulai sibuk sama kerjaannya masing masing. Intensitas gue datang kesana semakin berkurang, bahkan mungkin jarang.
Gue mulai datang lagi ke La Picolla setelah Bee's Knees disayangkan harus tutup untuk sementara dan karena gue punya sedikit urusan asmara yang numpang lewat. Hehe. Oh iya, dalam keadaan juga barista Lapi berkurang dua yaitu Rizal dan Gembul, digantikan sama Mamat dan Iid.
Seiring berjalannya waktu, Dwiki sudah gak ada lagi disana, begitu juga dengan Mamat dan Iid. Gue udah semakin jarang ke Lapi, teman teman gue yang dulu sering kumpul di Lapi sudah tersebar, gue datang ke Lapi kalau memang cuma benar benar ada urusan atau pengen numpang wifi, atau sekedar ngobrol sama Phile yang lagi shift. Urusan asmara gue juga beres di tempat itu, membuat gue memang benar benar gak ada alasan lagi untuk datang kesana kecuali memang penting.
Beberapa hari yang lalu gue mendengar bahwa Lapi akan tutup dan pindah dari Jalan Ambon dalam waktu satu minggu. Satu minggu loh, ya, itu dari update snapchat nya Hadi. Terus gue jadi flashback deh, dan akhirnya menulis post ini. Hehe.
Kenapa ya? Kalo di bahasa sunda nya "asa sedih" gitu, mungkin karena ruang kecil di Jalan Ambon itu punya cerita dan impact yang cukup besar buat kehidupan semester 5 dan 6 gue yang cukup berat dijalani sendiri tanpa dukungan dan hiburan dari teman teman gila yang bisa bikin gue happy. Rasanya pengen balik lagi ke masa dulu, datang ke kedai, lalu langsung lari duduk di sofa kalau sofanya kebetulan kosong, duduk di sofa, pesan Lemon Vanilla, lalu dengar Rizal, Ressel dan Gema main gitar sambil nyanyi High Hopes nya Kodaline sebagai lagu kebangsaan, jalan dikit ke bar, lihat Gembul tiduran di lantai kardus beralaskan sajadah, lalu gak lama kemudian si Romo dan Tebe datang dan gak mungkin enggak ngejailin gue dan Una yang sama sama gelian banget, lalu cerita cerita sama Reski dan Vera, sambil dibumbui ekspresi ekspresi Fajar, lalu nemenin Phile yang lagi shift sendirian, rebutan sofa sama Acong dan Opik, dan gak lama kemudian datang Om Jojo yang datang setiap hari cuma buat makan bistik, lalu rame rame pesen Sugeng Rawuh karena apapun minumannya makannya Sugeng Rawuh bersama Anakin Skywalker sebagai chef nya dan lain lain!
Doh, jadi curhat. Hehe.
Pesan terakhir gue, terimakasih sudah memberikan sebuah rumah di masa masa gue lagi butuh banyak dukungan karena kuliah dan urusan lainnya yang memenuhi otak gue, gak tahu deh kalau gak ada teman teman dari La Picolla Italia rasanya kuliah gue akan semakin beraaaat sekali. Terimakasih juga gue jadi punya banyak experience disini, ya termasuk kisah asmara yang cukup rumit hahaha! Tetap jadi tempat yang asyik dan hangat, tetap jadi tempat berkeluh kesah tangis canda dan air mata (lah!), tetap jadi tempat yang ueeenaaak dan bikin betah di tempat baru nanti. Sukses selalu, La Picolla Italia!
Spot enak kedua, tangga Gema. Hidup Sugeng Rawuh!
No comments:
Post a Comment