02 July 2016

Backpack Stories - Lombok & Bali #1 : Tiga Bandara, Pantai Tebing, dan Nasi Puyung

Howdy! Di post sebelumnya gue pernah bilang kalau gue mau review jalan jalan gue bulan lalu ke Bali dan Lombok. Gue pergi kesana dengan 7 orang perempuan lainnya (iya, gue pergi tanpa satu orang pun laki laki) yang merupakan teman teman kuliah gue di kampus Arsitektur ITENAS. Dengan budget pas pasan dan flight keberangkatan pertama yang jadwalnya kepisah pisah (satu orang transit ke Surabaya, tiga orang berangkat dari Jogjakarta dan sisanya gue dengan tiga orang lainnya transit di Bali). Ini bukan perjalanan pertama gue keluar pulau, sebelumnya gue sudah pernah merambah Pulau Sumatera (sayang nya dulu gue gak pernah kepikiran untuk melanjutkan blogging) dan sebelumnya gue sudah pernah pergi ke Pulau Seribu, yang kali ini...well, liburan pertama gue setelah berbulan bulan gak liburan demi kegiatan kampus....terharu. Dan untuk post kali ini, karena tujuan gue adalah review, gue akan memaparkan biaya yang gue keluarkan di setiap tempat dan juga beberapa kontak yang mungkin berguna buat kalian semua yang memang punya rencana untuk pergi ke Lombok ala ala backpackers. So, here it is! 

Day 1: Bandara Husein Sastranegara - Bandara Ngurah Rai - Bandara Lombok Praya.

Gue memutuskan untuk menggunakan pesawat sebagai transportasi utama, kenapa? Karena salah satu dari teman gue, Sarah Maulia gak kuat perjalanan jauh pakai bis. Gue sampai di Bandara Husein pukul 10, janjian bareng Sarah Maulia, Sarah Khairunissa dan Novi. Empat orang lainnya kemana? Satu temen gue, Adel dia udah terbang duluan pukul 9 karena gak dapat tiket yang transit bareng di Bali, dan tiga orang lagi, Ulia, Anissa dan Ratih udah berangkat duluan ke Jogja tiga hari yang lalu dan mereka akan menyusul ke Lombok besok. Singkat cerita, gue check in dan menunggu pesawat.

Gue pergi menggunakan Lion Air, untungnya gak delay, sehingga pada pukul 12 gue langsung boarding dan berngkat ke Pulau Bali untuk transit selama 1,5 jam. 1,5 jam perjalanan dan pada akhirnya gue sampai ke Bandara Ngurah Rai. Setelah menunggu cukup lama, TAUNYA FLIGHT GUE UNTUK NYEBRANG KE LOMBOK KENA DELAY SELAMA 1 JAM, padahal flight ke Lombok cuma menghabiskan waktu 30 menit. Males banget, akhirnya gue makan Pizza, yang tadinya gue pengen langsung makan nasi puyung atau sate bulayak di Lombok, semua rencana itu gagal karena gue udah keburu lapar banget. Iya gue tahu, gue sangat bodoh karena makan Pizza Hut di Bandara, spending money for something not worth. Tapi gue laper banget dan udah gak mikir makan apa, yang penting gue makan.

Bete delay gue hilang karena pemandangan super indah dari flight singkat Bali-Lombok ini

Gue sampai di Bandara Lombok Praya pada pukul 7 malam WITA. Sampai sana gue udah dijemput sama Bli dari tempat rental mobil lepas kunci satu satunya yang gue temui di Lombok. Jauh hari sebelum berangkat gue udah booking mobil ke Pak Surya ini, harganya adalah harga paling murah yang gue temui di Lombok. Saran gue, kalau lo emang pergi banyakan sekitar 4-8 orang, gue lebih saranin buat sewa mobil, karena sewa motor disini mahal banget, enggak tahu kenapa, rata rata mereka sewa dengan harga 70k-80k per hari, sementara untuk mobil, beruntung banget gue ketemu Pak Surya yang kasih sewa mobil avanza lepas kunci dengan harga 275k/24 jam + jasa jemput ke Bandara seharga 100k (lebih murah ketimbang harus naik damri dengan harga 30k per orang). Untuk kontak Pak Surya, nanti gue tulis di akhir post.

Perjalanan dari Bandara ke Mataram makan waktu sekitar satu jam tanpa kemacetan, dan perjalanan dari Mataram ke pusat Senggigi makan waktu sekitar 45 menit. Gue memutuskan untuk menginap di Senggigi, alasannya biar dekat ke tempat tempat wisata dan emang kebetulan yang murah adanya di Senggigi sih. Setelah diantar si Bli ke tempatnya Pak Surya buat transaksi mobil, akhirnya gue berubah peran menjadi supir tembak pada sekitar pukul sembilan malam. Lapar terasa, kita memutuskan untuk makan Quick Chicken, Sabana nya Lombok gitu dengan packaging yang lebih mewah. Tapi harganya murah, hanya 15k, ayam nasi dan teh botol. Rasanya pun gak jauh dari McD.

Gak lama di Quick Chicken, gue langsung membawa duo Sarah dan Novi ke penginapan karena Adel yang udah sampai ke Lombok dari pukul 6 sore udah nunggu di penginapan sendirian. Gue menginap di Ressa Homestay, awalnya gue agak khawatir karena tempatnya agak masuk dan agak jauh dari pusat kota Senggigi, tapi ternyata tempatnya enak banget + Ibu Kaori sangat ramah ketika gue dan tiga orang teman gue datang. Plus nya lagi, ketika gue check in untuk dua kamar malam itu, kamar lain nya lagi penuh, diisi oleh bule bule backpackers yang.....gue sampai speechless ketika dia menyapa gue malam itu. Seketika lelah setelah perjalanan panjang hilang. HAHAHAHA. Pantes aja si Adel betah betah aja nunggu sendirian di homestay. Oh iya, untuk Ressa Homestay ini gue hanya perlu mengeluarkan uang sebanyak 150k/malam satu kamar standard fan, dengan tambahan 50k untuk extra bed. Ibu Kaori ini cukup teliti dalam hitung hitungan orang, jadi jangan coba coba pesan satu kamar untuk berbanyakan (walau cukup sih untuk lima orang).

Seakan gak kehabisan tenaga, walaupun lelah gue tetep gak bisa tidur sampai pukul 1 pagi. Ditambah dengan insiden kipas angin rusak. Tapi akhirnya gue tidur dan mengakhiri hari ini dengan tidur yang benar benar nyaman. Ibu Kaori, kasurnya empuk sekali!

Day 2: Bagian Utara Pulau Lombok.

Gue bangun pada pukul 7 pagi dengan disuguhi oleh bule ganteng tetangga sebelah yang mau check out sedih gitu, plus juga sarapan roti bakar pisang, kopi lombok dan fruit platter. Homestay ini gak besar, jadi rasanya kaya kost kost an gitu ketika makan sarapan bareng di depan kamar, tapi asyik! Setelah sarapan dan mandi, kita berangkat pada pukul 9 pagi, dan kami langsung pergi ke destinasi terjauh dulu, yaitu Pantai Tebing yang makan waktu cukup lama, sekitar 2 jam perjalanan pakai mobil.

Tapi sebelumnya kita mampir dulu ke Pura Watu Wolong yang lokasinya dekat dengan homestay gue, dengan biaya masuk seikhlasnya, gue memberikan 10k untuk biaya masuk dan harus pakai selendang gitu pas masuk. Seperti Pura biasanya aja sih, pagi itu masih sangat sepi jadi cuma kita doang yang ada disana. Ombaknya lagi cukup besar, jadi banyak kemungkinan lo akan terkena ombak ketika lagi jalan jalan di dekat air.

Gue dan batu bolong nya itu. Beberapa menit sebelum loncat karena ada ombak yang cukup besar

Gak lama di Pura Watu Wolong, langsung melanjutkan perjalanan ke Utara. Ada dua jalan ke Utara, lewat hutan dengan durasi perjalanan lebih cepat dan lewat jalan raya yang cukup lama, tapi gue dan teman teman memilih untuk lewat jalan raya Senggigi biar bisa lihat pantai pantai gitu dan memang gak mengecewakan banget. Mata gue selama perjalanan benar benar dimanjakan oleh pantai pantai yang ciamik. Pemandangan ini semuanya free alias GRATIS! 

Pemandangan Jalan Raya Senggigi dari mobil, banyak juga turis turis yang berhenti di pinggir jalan buat foto. Termasuk gue dan teman teman gue. He he he. 

Perjalanan panjang selama 2 jam terbalaskan dengan suasana Pantai Tebing yang, wuih! Berasa private beach aja gitu karena disana gak ada siapa siapa selain kita. Pantai Tebing bahkan gak punya tempat parkir kendaraan sehingga kita parkir mobil di pinggir jalan, dan jalan kebawahnya agak curam, tapi benar benar worth it apalagi tanpa biaya masuk alias free ! Saking gak ada orangnya, ganti celana disana pun gak ada yang lihat, serius. Tempatnya agak agak terpencil dan plangnya sangat kecil, jadi lo harus benar benar hati hati, setelah lewat jalan ke pelabuhan bangsal, terus lihat ke sisi kiri takutnya kelewat.

Pantai Tebing yang tanpa penghuni.

Gue benar benar beruntung karena sempet kesini sebelum orang orang tahu pantai ini. Tapi hati hati Ombak disini cukup besar, sendal gue sempet hampir hanyut, padahal itu sendal satu satunya yang gue bawa ke sini.

Setelah puas main main di Pantai Tebing sampai kulit gue mulai menghitam, kita pergi dari Pantai Tebing dan makan Nasi Puyung yang ada di pinggir jalan dalam perjalanan turun dari daerah Utara. RASANYA WOW PEDAS tapi enak banget dan worth banget hanya dengan harga 10k satu porsi gue sangat merasa kenyang. Nasi Puyung itu adalah ayam suir pakai bumbu pedas, dihidangkan dengan nasi dan kacang plus kremes semacam kremesnya ayam suharti gitu. Sekali makan gue langsung jatuh cinta dengan Nasi Puyung. Rasanya gak mau pulang, hanya karena ini nasi yang gatau deh pakai bumbu apa. Gue lebih sayang Nasi Puyung dari pada Romo.

Cintaku, Nasi Puyung

Selanjutnya gue pergi ke Pantai Sire, perjalanan selanjutnya ke Pantai Sire akan gue ulas dalam post berikutnya! :)

Continue to Backpack Stories - Lombok & Bali #2 : Pantai Sire, Villa Hantu, Art Market Senggigi & Mataram

Kontak:

Surya Rent Car - Senggigi
Lokasi tourist informationnya dekat banget dengan Art Market Senggigi
Pak Surya: 08123727633/087760191929

Ressa Homestay - Senggigi
Kalau yang ini gue pesen dari booking.com, setelah book nantinya lo akan dihubungi oleh Ibu Kaori. Foto foto nya ada di booking.com.
Lokasinya gak jauh dari Mataram, dan gak jauh juga dari Senggigi. 
Alamat: Jalan Otomotif Raya gg. Onor1 Montong Buwuh, Batu Layar, 83236 Senggigi , Indonesia
Ibu Kaori: 087865593972


No comments: