19 August 2012

Tulisan 1:33 Pagi.

Setiap individu pasti memiliki terowongan waktunya masing masing. Setiap individu lahir dan hidup untuk menghiasi terowongan tersebut. Entah itu sebuah lukisan indah, atau lukisan yang buruk. Seiring dengan berjalan nya jarum jam. Seiring dengar bergantinya hari. Lukisan itu akan pudar, bahkan hilang di telan oleh kencangnya aliran waktu. Lukisan itu adalah memori memori dalam hidup kita. Yang perlahan lahan kita lupakan, seiring dengan memanjangnya terowongan waktu yang selalu bertambah panjang seiring dengan terbit dan terbenamnya matahari di ufuknya masing masing.

Lukisan apa saja? Bermacam macam. Mulai dari lukisan suci dan bersih. Semakin panjang terowongan waktu kita, semakin rumit lukisan yang kita buat. Beberapa lukisan sebelumnya pudar digerus oleh aliran waktu. Tanpa kita sadari. Dalam terowongan waktu kita, pasti kita pernah melukiskan satu lukisan indah yang sangat sulit pudar dibandingkan dengan lukisan lain nya.

Lukisan tersebut selalu ada di setiap jarang terowongan yang semakin memanjang. Selalu ada, tapi tidak bisa pudar. Tidak seperti lukisan lukisan lain yang mudah sekali untuk pudar, lukisan ini sangat sulit untuk pudar, bahkan hilang. Bisa hilang, tapi akan selalu membekas. Kita hidup dengan selalu melukis lukisan ini.

Ya. Cinta. Siapa yang bisa hidup tanpa cinta? Tanpa cinta segalanya menjadi hambar. Cinta menemani kita di ruang kesepian yang sangat sunyi. Cinta menemani kita ketika kita sedang berusaha berjalan menerjang badai cobaan dalam hidup kita. Cinta menemani kita di dalamnya lautan kesedihan. Cinta juga ada dan menemani kita ketika kita sedang menikmati hembusan angin kebahagiaan.

Lukisan tentang cinta tidak akan pernah pudar, sepanjang apapun lorong waktu yang telah kita buat. Sebanyak apapun lukisan yang kita lukis. Lukisan tentang cinta tidak akan pernah hilang walau aliran waktu menyambar secepat kilat.

Lukisan yang tidak bisa digambarkan hanya dengan satu warna, bahkan berjuta warna.

-Eca. Lagi teler-

No comments: