Setelah sarapan di homestay dengan Roti Bakar Pisang yang enak sekali resepnya Ibu Kaori, kami pergi pada pukul 8 pagi untuk langsung pergi ke Bagian Selatan Pulau Lombok. Perjalanan kali ini cukup jauh, makan waktu dua jam lebih. Sehingga kita ber delapan pergi lebih pagi dari hari sebelumnya.
Kali ini Adel yang jadi supir tembak sehingga aku bisa bersantai di passenger seat sambil baca maps (berkat kejadian kemarin gue jadi sangat jago baca maps). Perjalanan ini tapi entah mengapa gak terasa lama, entah karena Adel ngebut, atau karena teman teman gue menghabiskan perjalanan sambil menghitung masjid, konon kan Lombok ini dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid. Mungkin juga karena dengan tambahan tiga orang personil, perjalanan jadi semakin ramai ya!
Setelah dua jam perjalanan kita sampai di Bukit Merese dan Tanjung Aan. Masuk kesini jalannya agak kecil dan jalan masuknya terpencil, jadi harus jago jago baca maps, kalau enggak bisa nyasar masuk ke halamannya Novotel...hehe, iya, gue bawa Adel nyetir nyasar ke halaman nya Novotel.
Kita memutuskan buat naik terlebih dahulu ke Bukit Merese. Pemandangannya....wuih....breathtaking banget. Plus angin pantai yang bikin foto terlihat jadi lebih alami. Ah, iya, untuk biaya masuknya, kita harus bayar 10k apa 15k gitu per mobil untuk masuk ke kawasan ini. Di Bukit ini gue menemukan sebuah iPhone, yang ternyata punya bule yang baru aja foto foto disana. Untung aja yang menemukan nya adalah gue yang berhati baik ini, gue kejar itu orang dan gue balikin iPhone nya, gue merasa berguna ada disini *okay, I'm being overrated.
Pemandangan dari atas Bukit Merese
Santai dulu
Si Bule yang ketinggalan iPhone
My Travel Companion
Selanjutnya gue turun ke Pantai, hari itu Pantai agak ramai karena ada rombongan gitu, gue dan temen temen memutuskan untuk duduk duduk di salah satu gazebo sambil menikmati kelapa muda seharga 20k. Gue duduk di atas lounge chair sambil sok sok an sunbathing. Sambil menikmati pemandangan
Sok sok sun bathing
Disini lo akan melihat pemandangan dimana bule bule pada berenang bareng anak anak lokal. Which is really cute. Di foto ini anak anak lokal sedang coba coba naik ke atas papan surf.
Gazebo gazebo di pinggir pantai.
Kalau lo jeli, dalam perjalanan pulang dari Tanjung Aan lo akan menemukan sebuah pantai yang agak sepi dengan sign board ini. Gratis tanpa biaya masuk.
Plus, lo akan menemukan sebuah ayunan unik ini.
Gue memutuskan untuk makan pizza di salah satu resto kecil di daerah Kuta. Waktu itu costumer yang datang cuma ada gue dan teman teman gue, plus seorang turis luar yang..ehm, super handsome pemandangan yang indah di siang hari yang panas ini. Hehe. Maafin aku Romo, kami gak bisa jaga mata disini :(
Gue sempet ngobrol juga sama pegawai resto kecil itu, ternyata memang disini ramai apalagi di malam hari, gue sempat sedikit menyesal kenapa gak menginap di Kuta aja dibandingkan di Senggigi yang agak sepi di malam hari. Mungkin lain kali kalau gue punya kesempatan untuk pergi ke Lombok lagi gue akan mencoba menginap di daerah Kuta.
Ah, iya, info penting, ehm..disini mushroom dijual bebas. Lo akan menemukan banyak resto resto yang beralih fungsi menjadi bar di malam hari yang menjual jamur jamur magic tersebut. Mereka bahkan memasang plang nya.
Ticket to the moon
Yang kurang nyaman disini, ketika lo makan lo akan diganggu dengan beberapa penjual gelang yang menamai diri mereka 'lima sekawan' yang agak maksa jualannya. Tapi gue sedikit terhibur juga sih, karena maksanya lucu. Hahahaha.
Gue sempat berfikir mungkin Pizza yang gue makan siang itu di kasih sedikit jamur sehingga rasanya super enak. Iya, bener. Pizzanya super enak! Gue sampai kalap, menghabiskan satu box pizza sendirian. Harganya cukup murah, range nya 45k-60k per pan. Gue sendiri menghabiskan satu pan sendiri seharga 45k saja. Gue benar benar kenyang, dan untuk pertama kalinya seumur hidup gue menghabiskan Pizza satu pan untuk seorang diri. Ampun, deh.
Pizza is life
Gue gak mengunjungi Pantai Kuta Lombok nya itu sendiri, karena pada saat itu Pantai nya lagi agak penuh, jadi gue dan teman teman memutuskan untuk kembali ke Senggigi sore itu.
Setelah sampai di Senggigi, kita memutuskan untuk cari tempat mengejar sunset, yang sedikit lucu, kita bahkan gak tahu mau pergi kemana, jadi kita hanya pergi ke arah utara tanpa tahu arah dan tujuan. Hingga tiba tiba kita nemu sebuah pantai, gak sepi, tapi juga gak ramai, dengan pemandangan sunset yang keren. Gue gak tahu nama pantainya apa, yang pasti masih di daerah Senggigi, gue juga lupa beloknya dimana, gue dan teman teman menamai pantai ini sebagai 'Pantai Kekejar Sunset'. Dan ditambah lagi, masuknya free alias GRATIIIS.
Benefit of travelling to a small island, you will found a beach even you don't have any place to go.
Gak bisa move on dari Sate Rembiga, malam itu gue dan teman teman kembali mencicipi Sate Rembiga di Mataram. Dan malamnya gue packing untuk persiapan menyebrang ke Gili Trawangan besok pagi.
Continue to Backpack Stories - Lombok & Bali #4 : Gili Trawangan
Baca Juga, Backpack Stories - Lombok & Bali #1 : Tiga Bandara, Pantai Tebing dan Nasi Puyung
Backpack Stories - Lombok & Bali #2 : Pantai Sire, Villa Hantu, Art Market Senggigi dan Mataram
Backpack Stories - Lombok & Bali #2 : Pantai Sire, Villa Hantu, Art Market Senggigi dan Mataram
No comments:
Post a Comment