24 August 2014

A no sense one but really relieving.

Beberapa orang mungkin tahu kalau aku emang suka banget menulis cerita fiksi mulai dari drama cinta SMA dan Perkuliahan sampai cerita cerita kerajaan. Sampai aku punya anggapan bahwa hobi aku yang satu ini adalah obatku setiap kali aku ngerasa ada yang ganjel di hati. Well, mungkin juga karena beberapa tahun yang lalu aku pernah sakit karena banyak pikiran and my doctor said that I need to start write a diary, yang pada ujungnya gak kulakukan sampai aku masuk SMP dan akhirnya di kelas 1 SMP, aku gak bisa menahan semua khayalan dari dalam otakku sehingga aku mulai menulis. Mulai dari cerita tentang 4 anak kost yang bikin band (and I realize that writings is really suck and I couldn’t read it without saying “ Dulu kok aku alay banget ” ) sampai sekarang lagi berkutat dengan karakterku, Lana anak kelas 1 SMA yang bercita cita jadi dokter dan seniornya Gio yang bakal kuliah di Amerika dan mereka terjebak dalam masalah third party of relationship a.k.a orang ketiga.

Dari yang awalnya hanya dapet imajinasi dari what if seseorang dan lain lain yang gak ada hubungannya sama hidupku, aku rasa makin kesini kok tulisanku malah jadi kaya meluapkan apa yang ada di dalam hati aku? Gak tahu!! Aku sama sekali gak tahu kenapa, mungkin karena semakin hari, aku semakin tua dan semakin mencicipi kerasnya hidup, banyaknya wajah yang dimiliki oleh satu orang dan pengkhianatan yang sampai sekarang malah merubah aku jadi a very insecure and paranoid ones. Tapi lama kelamaan hobi ini jadi candu, setiap kali ada sesuatu yang terjadi dalam hidupku aku langsung menuangkannya dalam karakter karakter yang sebenarnya gak bersalah ini, tapi at least mereka lah yang bisa mendengar ceritaku secara blak blakan, mereka yang tahu isi hatiku sebenarnya walau mereka gak kasih aku solusi.

Seiring dengan hobi menulis, hobi membacaku makin gila, bulan ini aja aku kalap banget sampai menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk buku, walau purpose nya beda beda, buat motivasi, hiburan, dan bahkan buat nyari jati diri. Mulai dari Steve Jobs nya Walter Isaacson , novel islami 99 Cahaya di Langit Eropa nya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, novel novelnya Ika Natassa yang bikin hati ketar ketir dan bikin aku semangat menulis lagi, trilogi Hunger Games nya Collins, yang berat berat kaya Angels dan Demons dan Inferno nya Dan Brown, sampai buku Who Am I yang disusun oleh tim @PsikologID.

Dan ada satu yang bikin aku gabut banget malam ini, aku lagi baca buku nya Ika Natassa yang judulnya Divortiare. Tau kan? Pecinta novel pasti tau banget tentang si Alexandra dan Beno yang cerai ini (sampe gatel juga sama Alexandra kenapa nyia nyia in orang kaya Beno). Asli, buku ini bikin aku gabut banget, kok rasanya Ika Natassa berhasil banget menyentil hati aku yang lagi gak karuan belakangan ini. Satu yang bikin aku gabut berat, adalah ketika part Alexandra menyesal pernah jatuh cinta sama Beno, which is, kok rasanya ini loh yang aku rasain.

                “ Jadi kalau aku bisa memutar balik waktu, aku akan memilih untuk membencinya dari awal. Dari detik pertama ketika ia tersenyum dan mengulurkan tangan untuk berkenalan denganku. Karena kalau aku membencinya ia tidak akan bisa menyakitiku. Kita hanya bisa disakiti oleh orang orang yang kita cintai, ya kan? Jadi aku memilih membencinya. Aku memilih membencinya”

Itu yang Ika Natassa katakan melewati tokoh Alexandra. Sumpah, rasanya aku pengen tos saat itu juga dengan Alexandra. Tos!!

Membenci siapa ca? Cuma Gema, Novi, dan Hanif yang tau. Karena mereka yang belakangan ini tahu banget tentang semuanya and I won’t spill it out here. Bahkan sebenarnya dari kutipan yang ku ambil dari Divortiare nya Ika Natassa ini siapapun yang baca ini bakal mengerti tentang apa yang sebenarnya sedang aku hadapi.

Pada faktanya kadang aku membenci diriku yang sekarang ini, yang low self esteem, perfectionist, insecure, neurotic, emotional, and unfortunately often doubting something that I must not doubt for. Yang bahkan kadang bikin aku sakit kepala, rasanya aku pengen banget kembali ke masa masa seragam merah putih dimana yang kita pikirin Cuma “ Kapan komik Miiko edisi selanjutnya keluar? “ tanpa mikirin “ Kalo IP gue kecil, gue kasih anak gue makan apa ya nanti? Gimana caranya biar gue punya banyak duit? Kalo hari ini gue makan besar, besok gue makan apa biar sebulan nanti duit bulanan masih cukup? “ sampai “ Gak sangka banget orang itu bisa khianatin kita? Mau dia apa? Kenapa sih orang berubah? Kenapa orang itu sama aja kaya yang lainnya? “ etc yang asli kalau terlalu dipikirin bakal bikin gila.
Solusinya? Cerita sama Allah, family outing sama keluarga, hang out walau hanya sekedar beli bubble tea ke Chatime bareng temen temen, dan nulis!

Tulisan ini mungkin merupakan tulisan tulisan nosense lainnya kayak post ku yang lain lainnya. Tapi ini cukup membuktikan kalau aku memang suka banget curhat sama Microsoft Word atau blogger.com ini. And if I may say, biar ada sedikit ilmu yang bisa di dapat dari post ku yang agak no sense ini.
Se ceria apapun kamu, gabut, galau, kalut, pasti datang. Tapi kamu punya Tuhan mu untuk kamu ajak cerita, kamu punya keluarga to spend your time with, kamu punya temen temen yang gak mungkin banget kamu sia siakan, dan kamu juga bisa mulai menulis karena itu merupakan salah satu metoda untuk mengurangi beban pikiran, like what I did in this post and my another older, aku mencurahkan hati aku melalui kutipan dari buku yang ku baca and its really relieving!

Mungkin aku udah selesai banget menghilangkan sedikit gabutku. Thanks for spare your time to read this no sense post that I write tonight because this is the only way that I can do ketika aku mulai kalut sampai bahkan aku gak tahu apa yang sebenarnya ku rasakan jadi mau curhat pun bingung curhat nya mesti gimana.

Pokoknya.

Thank you!

P.S : A very happy birthday for the class of 2013, Arsitektur ITENAS! Thanks for being such a very good friend this one year, thanks for being a sun in a cloudy day, thanks for all beautiful memories. Words alone are not enough to express how happy I am that we are celebrating another year of our college life. My wish to us are we’ll always be happy and healthy even our lecturer gives us sooooo many tasks that made us sleep less than an hour in a day. Happy 1st birthday to us!

No comments: