17 April 2014

Pupil yang terus mencari cahaya dan lautan yang penuh ombak

Seketika matahari tenggelan di antara lautan langit biru, sinarnya hilang, menggelapkan seluruh bidang, bahkan permukaan dimana matahari itu tenggelam. Seketika langit menjagi gelap, tidak ada yang lagi dapat terlihat, tapi mata tetap terbuka. Mencoba melihat, mencari arah, kemana aku akan berlabuh. Gelap, tapi pupil terus bekerja. Penuh ombak, tapi perahu tetap melaju. Penuh angin, tapi layar tidak mengembang. Sehingga aku hanya terombang ambing diantara gelombang yang bahkan aku tak tahu akan membawaku pergi kemana.
Aku lelah terombang ambing tanpa mata dapat melihat jelas. Semua nampak sama saja, gelap layaknya malam, semu layaknya bayangan. Aku ingin berlabuh, aku ingin berlabuh dan tersenyum setiap kali aku melihat tempat dimana aku berlabuh. Aku ingin menghabiskan waktuku di tempatku berlabuh.
Tapi kini aku hanya terombang ambing, tak tahu dimana, dan tak tahu harus kemana. Aku hanya duduk dengan pupil yang terus berusaha melihat di dalam gelap, kali saja ada sebuah mercusuar yang menyala dari tempat dimana nanti aku akan berlabuh.
Tuhan, aku ingin berlabuh untuk yang terakhir kali nya. Aku lelah mengarungi lautan penuh ombak ini. Aku lelah menerka nerka kemana ombak akan membawaku. Aku lelah menerka nerka, sebetulnya apa yang mataku lihat di antara gelap ini. 
Tolong aku.
Aku lelah terombang ambing.

No comments: