Rumah mitrabatik. Tepat di depan salah satu supermarket di kota tasik, terdapat sebuah pintu rumah di dekat tukang baso yang akrab disebut dengan mang ojo (read:oyo), satu rumah yang menyimpan banyak kenangan.
Tepat di umur 1 tahun aku merayakan ulang tahunku di rumah itu. Semuanya kumpul. Tapi sayang, aku belum pernah bertemu dengan A Irfan, dia malah pergi duluan sebelum aku lahir. Padahal ingin sekali aku mengetahui seperti apa rupanya, apa ganteng kaya cucu cucu Emih & Apa sebelumnya? (Emih panggilan untuk nenek dan Apa panggilan untuk kakek)
Tahun demi tahun berlalu, hampir setiap tahun aku mengunjungi rumah tersebut, rumah yang bisa dibilang lumayan besar, lantai 2 yang tidak terpakai, ruang tamu yang cukup untuk cucu cucu emih dan apa berkumpul dan bergosip, tempat strategis dengan layanan delivery baso mang ojo, kamar yang cukup untuk menampung semua penghuni rumah, kamar Emih dan Apa dengan bau yang khas, kamar mandi dengan ikan di dalam baknya, toko milik paman yang selalu bisa dihutangi oleh para cucu, garasi luas yang bisa dipakai untuk bermain, tangga ke lantai 2 yang nyeremin, dan 2 orang tertua yang sangat kami sayangi, Emih dan Apa.
Mungkin pada sekitar tahun 2000-2002 (agak lupa juga) Apa harus pergi meninggalkan kami, aku belum mengerti apa apa, sehingga aku cuma ngeliatin Apa di solatkan dan di makamkan, bareng kakak kakak sepupu ku. Mungkin kalau kini Apa masih ada, rutinitas ke tasik setiap lebaran masih kami lakukan.
Beberapa tahun kemudian, disusul dengan salah satu saudara terdekat ku, A Salsa. Sampai saat ini aku masih menyesal gak mengantarkan a salsa sampai tempat peristirahatan terakhirnya. Bodohnya aku dulu aku cuma bisa diam ketika dapat berita bahwa A Salsa harus pergi meninggalkan kami, dan kini aku sangat merasa kehilangan, seorang sosok kakak laki laki, satu satunya saudara yang memiliki umur dengan selisih paling sedikit dibandingkan dengan kakak kakak ku yang lain. Mungkin kalau kini A Salsa masih ada, aku tidak akan begitu kesepian ketika kakak kakak ku yang lain udah gak lagi nyambung ngobrolnya karena mereka udah duluan menikah.
Beberapa tahun kemudian, salah satu dari kakak ku harus meninggalkan kami, Teh Anna, sesosok kakak perempuan yang ramah. Aku ingat dulu duduk di ruang tamu rumah Wa Roomani (ayah Teh Anna), aku duduk di atas pangkuan Teh Tali yang sedang menangis. Aku pun ikut sedih, tapi air mataku tidak bisa keluar, hingga akhirnya kami pulang, dan mendapat kabar bahwa Teh Anna harus pergi meninggalkan kami pada pukul 3 pagi. Mungkin saja kalau Teh Anna masih hidup, ia sedang menggendong anaknya dan aku mencubit cubit anaknya karena gemas.
Tibalah hari yang sangat merubah segala rutinitas keluargaku. Dimana Emih harus pergi meninggalkan kami, dan Wa Ukon salah satu pamanku menyusul di hari itu juga. Kehilangan 2 anggota keluarga di satu hari bukanlah hal yang mudah. Emih, sesosok wanita penyayang dan perhatian, kalau saja ia masih ada, akan aku peluk dengan erat. Wa Ukon, sesosok pria ramah dan sangat menyayangi istri dan anak anaknya, juga saudara saudaranya, pria pendiam tapi sangat perhatian. Mungkin saja jika Emih dan Wa Ukon masih hidup, aku mungkin tidak akan menulis paragraf ini karena bingung harus bercerita ke pada siapa bahwa aku sangat merindukan mereka
Sejak kepergian Emih dan Wa Ukon, semuanya berubah (perubahan apa, mungkin hanya aku dan keluarga besarku yang tau). Banyak sekali aku mengetik "mungkin saja jika", tapi itu semua tidak bisa berubah, itu semua sudah terjadi, dan itu merupakan takdir yang sudah Allah tentukan. Sebagai manusia, aku tidak bisa merubahnya, dan aku harus ikhlas akan hal tersebut.
Mereka mungkin sudah pergi jauh terlebih dahulu meninggalkan aku dan keluarga besarku ini. Keluarga yang sangat besar, Emih dan Apa yang memiliki 7 anak (dan semua telah menikah) dengan kurang lebih 20 cucu dan hampir 10 cicit. Sungguh keluarga yang sangat besar bukan?
Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka yang sudah mendahului kami :)
Aku sayang kalian :)
Sincerely,
Rauda Alessa Hendarman, Cucu Emih dan Apa yang ke 3 dari terakhir, anak dari anak terakhir dari Emih & Apa. Dan cucu selanjutnya yang menikah xp
No comments:
Post a Comment